Selasa, 19 Januari 2016

Pusat Ekonomi Di Kabupaten Sumedang

Pusat Industri 
Sumedang bukan hanya saja diikonkan sebagai kota tahu, ternyata Sumedang juga memiliki sumber daya manusia yang cukup unggul di bidangnya masing-masing. Salah satu diantaranya sebagai pengrajin sekaligus perintis Batik Sumedang. Ibu Ina Mariana namanya yang kini beralamat di Desa Cimasuk, Kecamatan Pamulihan Kabupaten Sumedang. Dia juga tinggal di sebuah rumah yang sangat sederhana. “Rumah saya sudah digadaikan. Ini saya menumpang pada rumah dinas suami, usaha saya bangkrut. Habis, semua habis. Utang saya bertumpuk dan sedang saya cicil sedikit demi sedikit,” kata Ina Mariana (50).
Batik Sumedang mulai dipopulerkan pada pertengahan tahun 90an, dan berkembang pesat sampai tahun 2002. Saat itu, ia mampu melahirkan setidaknya 20 pengrajin batik. Sebulan ia bisa menjual sekitar 600 potong batik batik cap, 1 sampai 2 potong batik tulis. Dan juga mendapat dukungan dari bupati saat itu, H. Misbach, yang ikut menyosialisasikan Batik Sumedang dengan menganjurkan pemakaian seragam batik bagi para pegawai pemerintah daerah.
Adapun motif motif batik khas Sumedang; seperti motif Lingga, Kembang Boled, Hanjuang, Klowongan Tahu, Mahkota (Siger) Binokasih, dan Pintu Srimangganti. Semua motif tersebut terinspirasi dari sejarah kerajaan yang pernah ada di Sumedang, Geusan Ulun. Disamping itu, terdapat motif-motif yang dipengaruhi budaya lokal daerah Cirebon, Yogyakarta, Solo maupun Pekalongan. Seperti Ragam Hias “Taburan Merica”, “Taburan Beras”, dan “Merak Ngibing”.
Namun pada tahun 2004, usaha Batik Sumedang mulai mengalami penyusutan dan juga kerugian. Terutama setelah populernya tekstil bercorak batik. Bagaimana tidak hal itu tidak terjadi, karena harga selembar batik cap tekstil lebih murah yaitu sekitar Rp 10.000, itu pun ada yang sudah jadi kemeja. Sementara harga batik cap buatan Ibu Ina untuk upah mencelup, mencap dan mencanting saja sudah Rp 25.000. Jadi untuk perlembarnya sekitar Rp 50.000 untuk bahan kain katun nomor satu. Apalagi untuk batik tulis bisa mencapai Rp 250.000 perlembar. Masuknya tekstil bercorak batik mengubah konstelasi batik kesumedangan pun hilang dari pasaran.
Berikut foto-foto Batik Sumedang:
  • Motif Lingga

  • Motif Kuda Renggong

  • Motif Mahkota Binokasih

  • Motif Daun Boled
 

Bukan hanya batik sumedang sebagai pusat industri tetapi industri tekstilpun menjadi pusat industri di kabupaten sumedag. Pemkab Sumedang siap menjadi pusat industri tekstil nasional. Industri tekstil yang saat ini banyak berkembang di wilayah tenggara Bandung yaitu di Majalaya mulai melebarkan usahanya ke wilayah Sumedang, tepatnya di Jatinangor dan Cimanggung.
Namun, di wilayah ini kini lebih cocok digunakan untuk usaha properti dan perdagangan. Usaha tekstil kini akan dialihkan ke Ujungjaya. Di kawasan inilah pusat industri tekstil siap dibangun.
Sumedang siap menjadi pusat industri tekstil yaitu di Ujungjaya, setelah Cimanggung dan Jatinangor kini lebih cocok menjadi industri pengolahan makanan minuman dan kawassan perdagangan, kata Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Sumedang Asep Sudrajat, Senin (25/8/2014).
Rencana ini ada setelah Sumedang memaparkan Rencana Umum Tata Ruang (RUTR) Sumedang 2011-2031 kepada pemerintah pusat.
Dari pemaparan tersebut, pemerintah tertarik akan mengembangkan pusat tekstil di Sumedang menyusul meningkatnya ekspansi perusahaan tekstil di dalam negeri. Malah sekarang pemerintah melalui Kementerian Perindustrian saat ini tengah menyusun program pengembangan industri tekstil di Sumedang, kata Asep.
Menurut Asep, ekspansi kawasan industri tekstil ke Sumedang tidak akan mengabaikan pabrik-pabrik tekstil yang ada di Jawa Barat lainnya. Karena selama ini, kontribusi tekstil Jawa Barat, terutama di sekitar Majalaya terhadap ekspor tekstil dan produk tekstil nasional sudah sangat besar.
Oleh karenanya, Pemkab Sumedang diminta untuk membuat kawasan industri di Ujungjaya berbeda dengan kawasan industri lainnya.
Inilah yang akan dikaji lebih dalam lagi, yaitu memadukan kawasan industri dan wisata agar tampak menarik dibanding kawasan industri di wilayah lainnya, ujar Asep.
Saat ini, ada 10 pabrik tekstil di zona industri Cimanggung-Jatinangor. Sebanyak 7 pabrik lainnya merupakan pabrik pengolahan makanan dan minuman. Pabrik-pabrik ini tercatat berada di lokasi administratif Sumedang.
 Berikut Foto kegiatan Industri Tekstil Sumedang:


0 komentar:

Posting Komentar

By :
Free Blog Templates